Dari kiri ustadzah Wirdah Fachirah Fachri, Lc, MA, ustadz Ahmad Ikhwani S, Lc, MA, ustadz Mahkamah Mahdi, Lc, MA |
Informatika Mesir, Kairo
(08/04/2017) Penerjemah adalah mediator antar pengarang dan pembaca. Karya
terjemahan yang baik adalah buah dari upaya yang dilakukan penerjemah yang bisa
memahami karakteristik penulis dan pembaca. Karena, kegiatan menerjemah bukan
hanya sekedar mengalih bahasakan saja, penerjemah harus bisa menerjemahkan
maksud dari setiap diksi yang dipilih oleh pengarang bukan sekedar mengartikan
kata saja.
Berikut Prinsip Menerjemah yang
disampaikan oleh ustadz Ahmad Ikhwani Syamsudin, Lc, MA, kandidat doktor
Universitas Al-Azhar dalam Seminar Sehari Kajian Fakultatif dan Keterampilan
Menerjemah Bahasa Arab :
1. Tidak Mengubah Maksud Pengarang Teks Asal
Hampir semua
penerjemah memaklumi prinsip ini. Oleh karena itu, seorang peerjemah harus
menanamkan sifat amanah dalam menerjemah, karena seorang penerjemah tidak lain
hanyalah “juru bicara” bagi pengarang teks asal yang menyampaikan kembali
maksud dari tulisannya. Namun tidak jarang, karena kesalah pahaman terhadap
maksud pengarang teks asal, seorang penerjemah terjebak dalam kesalahan
(sengaja atau tanpa disengaja) yang fatal. Oleh karena itu, diperhatikan
kehati-hatian dan kesungguhan dalam menerjemah.
2. Menghormati Tata Bahasa Penerima
Dalam proses menerjemah, tatabahasa dari bahasa
penerima harus dihormati dan tidak seharusnya memaksakan tatabahasa asing ke
dalam teks terjemahan. Disamping itu penerjemahan hendaknya berorientasi kepada
pembaca (reader-oriented), bukan berorientasi kepada pemahaman dan
keinginan diri sendiri (self-oriented).
3. Menerjemahkan Makna Bahasa Bukan Menerjemahkan Bentuk Kata
Dalam proses
menerjemah, hendaknya fokus pada makna teks asal. Dan tidak seharusnya
penerjemah berusaha setia kepada bentuk bahasa teks asal, karena hal ini akan
menghasilkan terjemahan yang sukar dipahami.
4. Menghasilakan Terjemahan yang Mudah Dipahami Pembaca
Menerjemah adalah sebagian
bentuk berkomunikasi. Oleh karena itu, sebuah terjemahan sebaiknya mudah
dipahami supaya tujuan komunikasi antara pembaca dengan pengarang asal dapat
dicapai.
Berpandukan pada prinsip-prinsip
ini, seorang penerjemah diharapkan dapat menghasilkan satu karya terjemahan
yang tidak “bau” terjemahan ; yaitu terjemahan yang bisa dipahami dan enak
dibaca. Sumber modul “Memo” Seminar
Sehari Kajian Fakultatif dan Keterampilan Menerjemah Bahasa Arab Yayasan Dar
el-Fachri. (Fattah)
Keren
ReplyDelete