Sambutan dari Ahmad Saiful Millah Lc. selaku Pembina Rumah Syariah dalam pembukaan acara Seminar Sejarah di Markas Besar Rumah Syariah. (Sumber: Dok. Informatika/Pahlawan) |
Informatikanews.com, Kairo -
Miftah Wibowo mengungkapkan fakta unik bahwa para Ulama Al-Azhar dan Ulama
Nusantara memiliki ikatan yang sangat kuat sejak zaman dahulu. Hal ini ia
sampaikan ketika menjadi narasumber dalam acara seminar sejarah bertemakan
“Membedah Jalinan Sanad Ulama Nusantara & Al-Azhar Pra-Kemerdekaan” di
Markas besar Rumah Syariah pada Selasa (3/09).
“Kita punya ikatan yang sangat erat dan
itu bisa dilacak dari silabus; manhaj pesantren-pesantren kita di
Indonesia dan kitab-kitabnya, semuanya dari Mesir. Makanya orang-orang yang
belajar di pesantren Indonesia kemudian ke Mesir itu ada kebahagiaan
tersendiri, karena mereka pernah belajar kitabnya kemudian bisa tapaki tilas
ulamanya. Makamnya pun ada di sini, tau tempat tinggalnya, atsar-atsarnya
itu ada,” terang mahasiswa tingkat empat Al-Azhar ini.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga
menyebutkan setidaknya empat puluh karya Ulama Nusantara yang bisa ditemukan di
salah satu perpustakaan di Kairo. Disinyalir, semua literatur tersebut ditulis pada
masa pra-kemerdekaan Indonesia.
“Ulama Al-Azhar meninggalkan jejak di
Indonesia. Ulama Nusantara pun meninggalkan jejak di Mesir, yaitu di Kairo.
Jejak-jejak ini dalam bentuk litografi atau naskah ulama yang dicetak dalam
jangka waktu sebelum kemerdekaan yaitu mulai tahun 1920-1950. Setelah kami
riset lapangan, ada sekitar empat puluhan karya Ulama Nusantara yang kami
temukan di maktabah Musthafa Bab El-Halabi namun belum sempat di-tahqiq,”
jelas laki-laki kelahiran Tegal ini.
Sesi perfotoan bersama usai pelaksanaan seminar sejarah yang dilaksanakan di Markas Besar Rumah Syariah pada Selasa (3/09). (Sumber: Dok. Informatika/Pahlawan) |
Akbar Yazidurrahman selaku ketua panitia
pelaksana seminar ini menuturkan, bahwasanya seminar ini sangat penting
diadakan agar penuntut ilmu dari Nusantara dapat mengetahui prestasi-prestasi para
pendahulunya sehingga lebih mantap dalam melangkah.
“Seperti yang dikatakan Mas Miftah tadi, ‘kita
memulai dari apa yang telah dicapai para terdahulu kita’. Dengan
mengetahui perjalanan dan prestasi ulama-ulama kita terdahulu, kita akan lebih
mudah melangkah dan kuat menghadapi rintangan-rintangan yang ada,” ujar
mahasiswa asal kekeluargaan Gamajatim ini.
Ia juga menjelaskan bahwasanya Rumah
Syariah akan terus berupaya untuk konsisten dalam mengadakan seminar-seminar
keilmuan seperti ini perbulannya. Hal ini dimaksudkan agar budaya keilmuan
tersebut terus terjaga dalam ruang lingkup Masisir.
“Kami ingin mengadakan ‘Gerakan Keilmuan’
agar Masisir tidak lupa akan tujuan mereka ke sini yaitu belajar. Juga kami
ingin agar hal-hal seperti ini yang menjadi trend, jadi bukan hanya
pertandingan sepak bola yang trend tetapi juga seminar-seminar
keilmuan,” jelasnya kepada salah satu kru Informatika.
Reporter: Adi Surya Pahlawan
Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim
No comments:
Post a Comment