Gunawan Hariyanto selaku General Manager produk Indomie di Mesir terlihat sedang memasarkan produknya. (Sumber: RRI.co.id/Robin Abdulrahman) |
Informatikamesir.com, Kairo - Gunawan Harianto selaku eksportir Indomie di Mesir menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada segenap mahasiswa Indonesia di Mesir atas peranannya sebagai pihak yang pertama kali mendistribusikan produk Indomie ke Mesir. Hal tersebut ia sampaikan saat memenuhi undangan acara “Pertemuan Diaspora dan Pelaku Usaha Muda
Indonesia di Kairo” yang dilaksanakan pada Ahad (08/09) di Balai Budaya KBRI Kairo.
“Sebagai informasi, Indomie di sini dari
tahun 1998. Awal mula Indomie ada di Mesir berkat jasa para mahasiswa, ketika
para mahasiswa pergi ke Saudi menjadi Tenaga Musiman Haji (Temus), mereka tidak
menjadikan air zam-zam sebagai oleh-oleh utama tapi justru Indomie, karena dulu
di sana terjual dengan harga satu pound di Mesir. Jadi saya sangat berterimakasih
pada mahasiswa di sini,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut, ia pun mengungkapkan bahwasanya di awal tahun 1997, Indomie
mengekspor satu kontainer saja dan hanya laku 300 karton pertahunnya. Tapi
hari ini, ia telah mampu menjual 3 juta karton dalam kurun waktu satu bulan.
Ia juga
memberikan kabar gembira bagi mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk
mengembangkan skill IT dan wirausaha.
“Pasti masih banyak yang belum tau peran
Indomie di Mesir. Kami mengadakan traning bagi teman-teman mahasiswa di
sini. Siapa saja yang datang ke kantor kami di Nasr City akan kami training,
trainingnya macam-macam, ada excel; power point; keuangan; marketing
dan lain-lain. Pintu kantor kami terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar,” ujarnya
kepada para audiens.
Warga Mesir sedang bertransaksi dengan salah satu karyawan Indomie. (Sumber: gomuslim.co.id/Fauziah Muslimah) |
Masih dalam momen yang sama, ia juga menyinggung terkait legalitas usaha mahasiswa di Mesir seperti halnya Rumah Makan dan Kafe.
“Menurut hemat saya, semua bisnis
mahasiswa di sini kendalanya satu yaitu legal entry. Kadang kala, orang
pajak datang kemudian mereka dipalak secara kontinus. Berbeda dengan Malaysia
dan Thailand, mereka usahanya legal dan dilindungi oleh kedutaan mereka. Dalam
hal ini saya mohon KBRI untuk memfasilitasi bagaimana bisnis mahasiswa kedepannya
agar aman, damai dan legal perizinannya,” harapnya.
Menanggapi legalitas bisnis Masisir yang
disinggung Gunawan Hariyanto, Irman Adi Purwanto selaku Atase Perdagangan
Indonesia di Mesir berharap agar para pelaku usaha dapat segera mengurus
legalitas bisnisnya sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah
Mesir.
“Jadinya, ibaratnya kalau kita berada di
negeri orang, kita harus mengikuti aturan-aturan yang ada di negeri tersebut,
kita juga harus pahami terkait persyaratan-persyaratan pendirian usaha,
persyaratan kepemilikan bangunan, tanah dan lain sebagainya,” ujarnya kepada
salah satu kru Informatika.
Reporter: Adi Surya Pahlawan
Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim
No comments:
Post a Comment