Foto: Habibie saat muda
Informatikamesir.com, Kairo – Innaa lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun,
kalimat pertama yang keluar untuk mengawali acara “Shalat Ghaib dan Doa
Bersama” yang dilaksanakan oleh Organisasi Satuan Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ORSAT ICMI) Kairo pada hari Kamis (12/9).
Bertempat di aula Wisma Nusantara lt. 5, acara ini dimaksudkan sebagai
wujud belasungkawa sekaligus mengenang sosok guru bangsa yang banyak dikenal sebagai
seorang cendekiawan berotak Jerman nan berhati Makkah, ialah Bacharuddin Jusuf
Habibie yang mana telah kembali ke pangkuan Sang Ilahi.
“Kehilangan sosok yang sangat berkontribusi bagi Indonesia, bukan hanya
sebagai guru bangsa, tetapi beliau juga
adalah orang tua kita. Kita merasakan efek dan juga pengaruh yang ia berikan,
tidak hanya terbatas di Indonesia saja, bahkan kebaikan - kebaikannya itu
sampai bisa kita rasakan di Bumi Kinanah,” ungkap Ahmad Budiman, Lc. Dipl., Ketua
Umum ORSAT ICMI Kairo.
B.J Habibie sangat paham bagaimana kondisi mahasiswa Indonesia di
perantauan, sehingga dengan begitu, ketika ia mengetahui ada organisasi
mahasiswa di Mesir, dan ada orang-orang yang sedang berjihad mempelajari agama,
maka jiwanya pun tergerak untuk membentuk dan membangun tempat untuk mahasiswa
yaitu Wisma Nusantara.
Dan tentu, dengan segala prospek dan potensi yang dimiliki oleh para
mahasiswa Indonesia yang ada di Kairo waktu itu, terbentuklah cabang dari ICMI
Pusat yang kemudian dinamakan dengan ORSAT ICMI KAIRO.
Ahmad Budiman menuturkan “Sejarah seorang Habibie itu sungguh luar
biasa, beliau lahir pada 25 Juni tahun 1936 dan wafat pada 11 September tahun
2019. Delapan puluh tiga tahun adalah umur yang panjang, yang Allah berikan
kepada beliau, tapi ternyata dengan umur panjang yang diberikan, beliau mampu
memberikan karya-karya terbaik untuk anak bangsa di negeri kita tercinta,”
ujarnya kepada segenap hadirin.
“Prestasi beliau juga sangat luar biasa di bidang teknologi, sampai
beliau dikenal dengan sebutan MR. Crack, yang ketika itu orang di dunia sangat
terpukau dan bangga dengan beliau. Alangkah besar peran yang diberikan oleh Pak
Habibie, yang mana kemajuan, kehebatan, karya yang beliau hasilkan itu membuat
bangsa Indonesia menjadi tinggi dalam kacamata dunia,” tambah Budiman.
Keluarga Besar ORSAT ICMI Kairo melaksanakan doa bersama dan Shalat Ghaib di Wisma Nusantara (Dok. ICMI Kairo)
Abdul Fatah selaku ketua panitia, dalam prakatanya menuturkan “Salah
satu sumbangsih beliau yang nyata, yang kita rasakan hingga sekarang adalah
gedung Wisma Nusantara ini, yang mana gedung ini adalah wakaf dan usaha beliau
semasa di pemerintahan. Serta banyak sekali pemikiran-pemikiran beliau yang
merubah paradigma keberislaman di Indonesia yang mana Pak Habibie menjadi warna
tersendiri baginya,” jelas Fatah.
“Habibie ketika telah besar di
Jerman, kemudian pulang ke Indonesia ditertawakan, tidak dianggap, membuat
terobosan diremehkan, dan ketika sudah
menjadi Presiden dijegal, tapi di akhir hayatnya Habibie menang. Semua kalangan
pada saat Habibie wafat sangat merasa kehilangan… Dan kini, Eyang Habibie yang
dulu menerbangkan orang-orang, saat ini Eyang Habibie terbang dengan
keabadiannya,” tutup Fatah dalam prakatanya.
Reporter:
Muhammad Ash Shabur
Editor: Muh.
Nur Taufiq al-Hakim
No comments:
Post a Comment