Notification

×

Iklan

Iklan

Sistem Kerja Keimigrasian Mesir yang Lambat adalah Penyebab Lamanya Pengurusan Visa

Wednesday, October 16, 2019 | October 16, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-10-30T19:19:00Z
Ilustrasi. (Sumber: liputan6.com)

Informatikamesir.com, Kairo  – “Kendalanya tuh sebenarnya lebih disebabkan sama keimigrasian Mesir, merekanya yang lambat kerjanya gitu,” ungkap Hani Fathiya Rizqi selaku salah satu staf kepengurusan Izin Tinggal Kolektif (Intif).

Hal tersebut ia sampaikan ketika diwawancarai oleh salah satu kru Informatika pada Senin (14/10) terkait lamanya kepengurusan izin tinggal Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir.

Hani Fathiya juga menjelaskan bahwa WNI hanya mendapat giliran (pengurusan berkas) satu kali dalam seminggu di kantor Jawazat Mesir. Padahal, berkas izin tinggal para WNI yang masuk ke pihak Intif itu terbilang sangat banyak bahkan ratusan di setiap minggunya.

Di samping  karena memang operasional Keimigrasian Mesir yang dinilai lambat, biasanya juga terjadi pengembalian berkas yang disebabkan karena habisnya masa berlaku tasdiq, taqdim, atau bahkan ifadah bagi anak-anak DL (Dauroh Lughoh), sehingga mengharuskan mereka yang berkasnya bermasalah untuk segera mengurus berkas baru lagi.

“Kayak gitu kan bukan kita yang salah, bukan kita yang mau untuk memperlama pengurusan ini, ngga. Tapi emang dari keimigrasian Mesirnya sendiri yang bekerjanya tuh terlihat terlalu lambat,” ungkap Hani Fathiya.

Berdasarkan data yang didapatkan dari staf Intif, anggota tim ini hanya berjumlah 9 orang yang mana terdiri dari tiga orang di Bagian Penerimaan Berkas, dua orang di Datebase, dua orang di Pengambilan Tasdiq, 2 orang mandub di Jawazat dan satu orang lagi sebagai Bendahara.

Hani Fathiya Rizqi juga memaparkan tentang perubahan mekanisme dalam pengambilan ifadah pelajar DL yang harus diambil secara kolektif juga oleh pihak Intif. Terkait hal ini, pihak idaroh DL sendirilah yang menginginkan perurabahan tersebut. Mereka tidak ingin lagi ada pelajar DL yang datang setiap hari ke pihak idaroh hanya untuk menanyakan ifadah-nya.

Adapun waktu pengambilannya, harus menunggu telepon dari pihak idaroh DL, tidak bisa serta-merta datang begitu saja. Begitu pula dengan tadarruj dirosi yang membutuhkan format baru. Tim Intif sudah beberapa kali mengkonfirmasi pihak idarah DL terkait hal tersebut, tapi sampai sekarang, pihak idarah belum memberi kabar terbaru terkait format baru itu.

Hani Fathiya pun berpesan bahwasanya Intif yang sebelumnya bernama Viktif, dibentuk berdasarkan asas “Dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa”. Maka, dapat dipahami bahwa anggota Intif itu terdiri dari mahasiswa yang punya kewajiban belajar serta kesibukan yang sama dengan mahasiswa lain pada umumnya.

“Alangkah baiknya, bijaksananya, kalau kita sama-sama saling membantu, saling memahami gitu. Kalaupun memang ada hal yang harus ditegur kepada pihak Intif, yah bisa disampaikan dengan baik melalui narahubung yang ada di facebook Intif,” pesan Hani sebagai perwakilan Tim Intif.


Reporter: Defri Cahyo Husein
Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update