Ilustrasi. (Sumber: inilah.com) |
Informatikamesir.com,
Kairo - Dewasa ini, bahkan sebuah bisnis yang dimotori oleh seorang Masisir pun
dapat menjerumuskan beberapa pihak ke suatu kerugian yang tak disangka-sangka.
Seperti halnya kasus yang menimpa para pelanggan jasa travel yang telah terjadi dua bulan silam.
Salah satu dari agen travel ini terindikasi telah menyalahgunakan kepercayaan customer yang
biasa berlangganan membeli tiket ke pihak travel tersebut.
Sebut saja nama penyedia jasa travel ini “UA”.
4 orang korban ini diketahui
berinisial HA, AF, RO dan AH. Menurut pernyataan dari korban pertama, sebenarnya kasus ini
tidak mutlak bisa disebut penipuan, sebab tiket yang dipesan pada hakikatnya
sudah ada tetapi tidak bisa dipakai.
Sedangkan korban yang
terakhir disebutkan, menurut HA,
ia murni ditipu karena si agen travel memaksakan AH untuk membayar lunas harga
tiket yang disetujui dengan iming- iming akan segera di-issued.
Namun,
setelah
transaksi pembayaran dilakukan, agen travel ini menghilang dan tidak ada kabar, dikontak
pun tidak ada respon. Usut diusut, ternyata agen travel
tersebut telah pergi meninggalkan Kairo.
HA pun menjelaskan kronologi
kejadian nahas ini. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak menaruh curiga dengan
pihak travel sebelum melakukan transaksi dengannya.
“Kami membeli tiketnya sebulan
sebelum hari H kepulangan ke Indo, sebab sudah sering berlangganan
dengan travel ini jadi kami tidak ada menaruh rasa curiga kalau akan ditipu,
transaksi berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap HA kepada salah satu kru
Informatika pada Selasa (8/10) via Whatsapp.
“Ketika H-1 keberangkatan, korban yang murni ditipu itu merasa panik sebab kejelasan
tiket belum juga dikonfirmasi oleh si personal travel, dan kontak antar
keduanya masih aktif, si korban pun menanyakan ‘dimana tiketnya?’ Dan dijawab oleh personal
travel dengan jawaban ‘nanti kita konfirmasi’, setelah hari H penerbangan (sesuai
dengan jadwal terbang tiket yang seharusnya dipesan), dicek bahwa status korban
yang membeli tiket ini belum tertulis di aplikasi Ettihad,” jelas HA.
“Diiringi kebingungan
dari korban yang lainnya, mereka juga melihat nama mereka di aplikasi Ettihad
dan alhamdulillahnya terkonfirmasi. Setelah ketiga korban berada di bandara dan ditanyakan
perihal tiket oleh pihak imigrasi, ternyata tiket yang mereka miliki itu tidak
bisa digunakan atau bermasalah. Setelah ditelaah dan ditelusuri dari beberapa rekan ticketing, mereka menyatakan
bahwa tiket ini ada permasalahan dengan subclass yang di-issued,” ujar HA
memelas.
Setelah ditelusuri
lebih lanjut, agen travel ini diketahui ternyata memiliki masalah
internal berupa hutang yang terbilang
banyak kepada pihak penyedia tiket atau atasannya sehingga harus berimbas pada
pembatalan keberangkatan empat customer ini.
RO
selaku salah satu korban, turut menyampaikah pesannya kepada seluruh penyedia jasa travel di Mesir
ini.
“Jika memang ingin berbisnis
usahakanlah tidak berhutang, sebab akan fatal resikonya. Dan jangan memanfaatkan
uang yang seharusnya untuk transaksi tiket jusru digunakan untuk kepentingan pribadi
walaupun mendesak. Sebab faktornya bukan hanya kepada si pelaku namun juga
banyak orang yang dirugikan. Berbisnislah secara sehat, dan yang tidak hanya
menghalalkan segala cara,” tegas RO.
Para korban pun berharap
agar pengusutan kasus ini bisa segera ditindak lanjuti dan pihak travel mau
bertanggung jawab atas segala kerugian yang ada.
“Sejauh ini, setelah diusut, si pelaku mau bertanggungnjawab
meski waktu nya tidak tahu kapan. Semoga pelaku segera menyelesaikan urusannya
kepada pihak yang terdzolimi, dan sejauh ini juga sudah ada yang dicicil,” ungkap
HA.
Reporter: Nadya Rahma
Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim
No comments:
Post a Comment