Amran Hamdani sedang memaparkan materinya dalam acara Talk Show yang dilaksanakan pada Senin (4/11) di Auditorium Wisma Nusantara lt. 1. (Sumber: Dok. Informatika/Defri) |
Informatikamesir.com, Kairo — “Saya terdaftar di
Intelijen Mesir dan itu beritanya selalu diawasi. Kalau saya sentil berita
pemerintahan dikit, langsung saya dipanggil. Dan selama di sini ini udah masuk
penjara 3 kali,” ungkap Amran Hamdani
selaku Reporter TV One dalam
acara Talkshow yang diadakan oleh Radio PPMI Mesir pada Senin (4/11) dan bertempat di Auditorium Wisma
Nusantara lt.1.
Amran Hamdani mengaku
bahwa hal tersebut sempat membuatnya takut dan down. Namun ia menegaskan kesiapannya untuk menjadi jurnalis di lingkup Timur
Tengah ini kepada salah satu kru
Informatika.
“Kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi?”, tegas Amran.
“Kalau
kita sudah nyerah sampai di sini aja, yah kita tidak bisa mengeksplorasi diri
kita sendiri untuk bisa lebih maju. Justru pengalaman-pengalaman itu yang bisa
membuat kita ke depan mungkin lebih hati-hati,” lanjutnya.
Reporter lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini pun menceritakan kronologi kejadian yang membuatnya harus masuk penjara tersebut.
Pertama kali, saat ia ditugaskan untuk meliput kondisi di jalur Gaza
sekitar tahun 2014 silam. Untuk bisa sampai tujuan, ia memang
harus melewati jembatan As-Salam menuju kota El Arish, Mesir.
Dalam perjalanannya, Amran Hamdani
sempat memotret gambar
jembatan itu dari jauh, sambil tangan satunya mengemudikan mobil. Namun saat
sudah dekat jembatan, ternyata diadakan pemeriksaan dadakan.
Beberapa mobil di depan Amran Hamdani hanya diperiksa sewajarnya. Ketika tiba gilirannya, petugas justru memeriksa hampir ke semua bagian
mobil. Ia mengaku sempat menjawab tidak saat ditanyakan oleh petugas “Apakah memotret jembatan As-Salam?”.
Amran tak dapat mengelak lagi ketika dikatakan bahwa mereka telah mendapat laporan tersebut dari salah seorang
petugas yang memantau kendaraannya
dari jauh.
Ditambah lagi, petugas yang lain menemukan kameranya di bagian belakang
mobil. Akhirnya reporter TV One tersebut tidak bisa berbuat apa-apa dan dibawa ke
tempat penginterogasian oleh tentara Mesir.
Mereka lalu memasukkannya ke dalam penjara pos kepolisian wilayah sekitar selama kurang
lebih 24 jam, hingga tiba proses identifikasi dari pusat bahwa ia
dinyatakan tidak melakukan tindakan yang mencurigakan.
Peristiwa kedua terjadi di Tahrir, Mesir. Ketika ada demo, Amran banyak
mengambil gambar di area itu. Tiba-tiba muncul seorang petugas Mesir tanpa
seragam, meminta keterangan darinya.
Setelah diperiksa isi kamera, ditemukan beberapa gambar tank tentara Mesir dan sebagainya. Karena gambar-gambar
tersebut, Amran
pun dibawa ke kantor Kepolisian.
Meski begitu, reporter TV One ini masih tetap eksis dalam meliput berbagai kejadian di Mesir. Bahkan menurutnya, ada banyak sekali peristiwa,
tentang politik Mesir yang ia liput dan naik ke pemberitaan.
Seperti halnya kasus kudeta yang menimpa
mantan presiden Mesir, Muhammad Mursi. Begitu juga
saat presiden As-Sisi naik menjadi Presiden Mesir. Ada juga berita tentang pengeboman di wilayah Giza, pengeboman di Kedutaan Itali, serta kejadian
di mana pihak KBRI Kairo melakukan penyelamatan
terhadap WNI ke Rafah, Jalur Gaza.
Di samping itu semua, Amran juga berbagi pengalamannya ketika dirampok oleh penduduk setempat di wilayah Hay Asyir. Waktu itu, ia sedang ingin melakukan live report karena mendapat perintah langsung dari
pusat.
Amran pun sempat melihat ada beberapa orang Mesir yang berjalan mengitarinya. Saat hitungan mundur, tiba-tiba orang Mesir tadi memukul dari belakang dan mengambil laptopnya.
Pencuri itu sempat terkejar tapi gagal ditangkap karena ada temannya yang menjemput menggunakan motor. Amran yang tak kuat menahan motor
tersebut, akhirnya terseret hingga jatuh terkapar, dan sedikit mengalami
luka-luka.
Terakhir, Amran Hamdani berpesan kepada Masisir, terkhusus para jurnalis,
bahwa Mesir ini merupakan negara ketiga yang paling banyak menangkap seorang wartawan.
Ia menekankan bahwa sebagai seorang jurnalis di negara ini, kewaspadaan
harus selalu dijaga terkait
keamanan Mesir itu sendiri. Apalagi ketika ingin meliput berita di
tempat-tempat umum seperti madrasah, pasar, dan sebagainya.
“Selama ranah liputannya
itu masih mencakup internal, artinya kegiatan mahasiswa itu sendiri, dan juga
misalnya kegiatan di KBRI, PPMI, musa’adah-musa’adah atau kegiatan
sosial, itu sih aman. Asalkan jangan terlihat aja di tempat umum,” ujarnya
menambahkan.
Reporter: Defri Cahyo Husein
Editor: Muhammad Nur Taufiq al-Hakim
No comments:
Post a Comment