Notification

×

Iklan

Iklan

Mengajak ke Sesuatu yang Suci dengan Senandung Melodi

Friday, October 4, 2019 | October 04, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-10-04T03:03:47Z
Perfotoan bersama anggota grup musik nasyid Dai Nada (1). (Sumber: Google Images)

Informatikamesir.com, Kairo - Dai Nada, grup musik nasyid yang berdomisili di Kairo Mesir yang didirikan pada tahun 2003 di Jakarta ini, kembali mengharumkan nama Indonesia di event besar festifal internasional tahunan yang dilaksanakan di Mesir, tepatnya di Qol’ah Sholahuddiin al-Alyyubi, Kairo pada Kamis (26/9/2019).

Grup musik nasyid ini memang bermaksud untuk berdomisili di Kairo Mesir. Hal ini didasari oleh karena pendirinya, Nur Akhyari, merupakan seorang Azhari (mahasiswa al-Azhar).

“Awalnya saya sendiri yang merekrut teman-teman saya yang ingin melanjutkan studi di al- Azhar, dan terus saya perbarui dengan merekrut yang lain ketika teman-teman saya pulang karena telah menyelesaikan studinya di al-Azhar ini,” jelas Nur Akhyari saaat di wawancarai oleh satu kru Informatika sesaat sebelum penampilannya.
Nama “Dai Nada” sendiri diambil dari syair seorang penyair arab yang mengatakan sarî’u ila ibni al-‘ammi  yushtammu ‘irdoh wa laisa bidâ’I al-nada bi sarî’in yang artinya; “jika diajak mencaci maki seseorang maka bersegera, namun ketika diajak kepada sesuatu yang suci maka lelet sekali.
Maka dari itu, Dai Nada berupaya untuk mengajak seorang kepada sesuatu yang suci.  Dalam bahasa Indonesia pun, kata “Dai berarti mengajak dan “Nada adalah suatu istilah untuk alunan musik. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Dai Nada bertujuan untuk mengajak orang-orang pada suatu kebaikan dengan alunan nada.

Perfotoan bersama anggota grup musik nasyid Dai Nada (2). (Sumber: Google Images)

Satu hal yang mungkin menjadikan Dai Nada disukai dan terkesan baik dikalangan bangsa Timur dan bangsa lain, khususnya yang telah didatangi Dai Nada yang mana tidak kurang dari 15 negara, adalah keunikan Dai Nada yang mampu membawakan musik nasyid islam dan lagu-lagu lainya dengan iringan “akapella” nya.

“Keunikan itulah yang menjadikan kesan baik, kami mampu bermain musik seperti drum, bass dan lain lain hanya dengan mulut saja,” ungkap pendiri Dai Nada ini.

Hingga kini, Dai Nada telah menerbitkan banyak single dengan romansa nasyid akapellanya.  Mereka juga telah memiliki satu album yang diterbitkan pada tahun 2007 yang mereka namai dengan “mâli robbun siwa”.

Bahkan kini, lagu-lagu Dai Nada diajarkan di beberapa sekolah di Malaysia dan disenandungkan di beberapa negara seperti Fatani (Thailand) dan Singapura, karna lagu Dai Nada sendiri menggunakan bahasa arab fushah dan juga beberapa di antaranya menggunakan bahasa Inggris.

Dai Nada sendiri memiliki dua jadwal untuk event tahunan, yakni di bulan September dan April. Untuk bulan Desember sendiri, mereka khususkan untuk musik-musik religi, sedangkan event  di bulan April adalah event musik foklour atau tradisional sebagaimana yang dibudayayan orang-orang Masihi, China dan sebagainya.

Dai Nada sejatinya juga kerap kali membawakan lagu tradisional Indonesia dalam event musik tradisonal di bulan April, seperti lagu “Sajojo, “Rek Ayo Rek” serta “Rasa dan Rasa Sayange.

Meskipun Dai Nada berdiri secara independen, tetapi dalam setiap event-nya, Dai Nada tentunya tidak lupa dengan tanah air tercintanya, yakni Indonesia yang namanya harus selalu digaungkan dan diharumkan.


Reporter: Refi Sutrisna
Editor: Muh. Nur Taufiq al-Hakim

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update